Kamis, 26 April 2012

DANAU DIATAS DANAU


Danau Sidihoni 

Jika diumpamakan, maka Sidihoni adalah perempuan cantik yang tidak laku, bukan karena orang tuanya galak bin sangar, tapi karena terlalu cuek alias tidak pernah merawat anak perempuannya yang cantik itu. Anaknya tidak diberi baju bagus jadinya kecantikan tersamar dengan baju dekil.



Perjalanan Ke Sidihoni


Sidihoni terletak di daerah Pangururan, sebutan yang paling terkenal adalah danau di atas danau. Yup! Sidihoni merupakan nama sebuah danau di Pulau Samosir. Untuk menuju kesana sebenarnya mudah karena ketika sampai di daerah Pangururan, ada banyak petunjuk jalan yang menunjukkan jalan ke Sidihoni, perjalanan ke sana sebenarnya hanya memakan waktu setengah jam saja, tetapi karena kondisi jalan yang sangat rusak parah, akhirnya bisa memakan waktu lebih dari 1 jam.


Perjalanan yang melelahkan karena seperti milkshake (terguncang-guncang), sedikit terobati dengan pemandangan alam selama perjalanan, disini dapat melihat pemandangan Danau Toba dan pegunungan lebih indah lagi kalau ada terpaan sinar matahari yang menyebabkan air danau berkilau. Nah, selama melalui jalan rusak ini, tanda petunjuk jalan sangat minim bahkan hampir tidak ada, akhirnya di ujung jalan pun bercabang dua. Untuk menuju ke danau Sidihoni, ambil jalan kiri, jalan yang ada gapuranya. Jalan terus sampai melihat adanya kumpulan air. Itulah Danau Sidihoni.


Danau Sidhoni, sangat kecil dalam ukuran, bahkan menurut warga setempat hanyalah reservoir air untuk keperluan warga-warga sekitar, tidak ada restoran, toilet apalagi losmen yang ada hanya rumah penduduk lokal. Kalau melihat ukurannya, rasanya perjuangan selama perjalanan tidak seimbang. Tetapi disekitar danau itu ada padang rumput yang luas dan menjadi tempat merumput kuda dan kerbau. Jika jalan di padang rumput memang harus ekstra hati-hati kalau tidak mau menginjak kotoran hewan.


Walaupun danau Sidihoni sangat kecil tapi sebenarnya sangat indah dengan padang rumputnya. Sayang sekali keindahannya tersamar oleh rusaknya akses menuju ke sana. Menurut warga lokal, dulu banyak turis asing yang datang tapi seiring dengan menurunnya kualitas akses transportasi, hanya sedikit sekali yang datang. Dan saya rasa perumpamaan di atas tepat dengan keadaan Sidihoni.








 


















0 komentar:

Posting Komentar